"Ini sangat banyak keluhan dan tidak dilakukan tindakan dari manajemen rumah sakit, dibiarkan terus menerus, misalnya di ruangan IGD saja fasilitas yang ada seperti AC yang tidak hidup, seharusnya itu cepat ditangani dengan menggunakan anggaran atau dana BLUD rumah sakit ini," ucapnya.
"Para pejabat harus bisa mengambil keputusan dan tindakan, misalnya banyak pendingin ruangan atau AC yang tidak hidup, atap ruangan banyak bocor. Kalau bocor itu kena alat medis itu rusak, rugi kita itu harganya miliaran,” katanya lagi.
Gubernur juga melihat langsung rumah sakit ini jarang sekali melakukan kalibrasi pengujian alat medis, alat CT-scan misalnya, sehingga banyak pasien yang harus ke rumah sakit lain untuk itu.
Menurutnya, alat kesehatan di RSUD Raden Mattaher sudah baik, namun tidak menumbuhkan kepercayaan masyarakat untuk berobat. "Saya minta itu segera dibenahi karena kita punya alat sudah oke, tetapi rumah sakit di Jambi ini justru cenderung merujuk pasien ke daerah lain, artinya orang masih belum puas belum dengan pelayanan kita," katanya.
Karena itu ia meminta Sekda provinsi dan kepala BKD untuk melakukan evaluasi segera terhadap manajemen RSUD Raden Mattaher Jambi. "Sekda dan BKD evaluasi ini, sepertinya sudah banyak yang capek di sini dan para pejabat di sini tidak punya planning, sehingga kinerja nya tidak terukur," katanya.
Haris juga minta Sekdaprov untuk melakukan evaluasi terhadap Dewas RSUD Raden Mattaher Jambi karena tidak melakukan tugasnya sebagai pengawas dan melakukan evaluasi terhadap manajemen rumah sakit milik provinsi itu.